Awal Mula Lahirnya Sistem Bilangan Biner - Sebuah Revolusi Sistem Digital dan Kehidupan Modern

Semua kehidupan modern dan serba cepat ini bermula dengan ditemukannya sistem bilangan biner.
Kalian sadar ngga? Bahwa kehidupan yang sedang kita jalani saat ini, dimana segala macam informasi dapat diakses dengan mudah dan cepat serta berbagai kebutuhan dan pekerjaan manusia sangat terbantu oleh kemajuan teknologi saat ini. Semua kehidupan modern dan serba cepat ini bermula dengan ditemukannya sistem bilangan biner. 

Tanpa ada sistem bilangan biner, kita mungkin saat ini tidak mengenal dengan namanya komputer atau teknologi lainnya. Kita mungkin tidak akan mengenal yang namanya sosial media, streaming video/film, atau bisa mendengarkan musik kapanpun. Inilah hebatnya sistem bilangan biner, sebuah rangkaian angka 0 dan 1 yang merevolusi kehidupan manusia. 

Saya akan mengajak kamu mendalami lebih jauh bagaimana awal mula sistem bilangan biner itu ditemukan. Namun sebelum membahasnya lebih lanjut, saya akan mengajak kalian semua menuju pintu doraemon untuk melewati waktu ribuan tahun ke belakang. Sudah siap? Mari kita mulai. 

Awal Mula Terciptanya Sistem Bilangan Biner

Kita sepakati dulu, bahwa orang-orang jaman dulu itu sangat kaya akan ilmu dan hebat. Piramida yang ada di Mesir dibangun dengan hanya menumpuk batuan besar, menyusunnya menyerupai limas atau bangun ruang segitiga dengan alas persegi tanpa bantuan teknologi yang seperti kita gunakan saat ini untuk membangun gedung-gedung pencakar langit. 

Oke tapi bukan itu poin pentingnya, mari kita flashback sedikit, bukan untuk mengingat mantan atau menggali sisa-sisa kenangan bersama dia, tapi untuk menggali sejarah dan menambah wawasan kita. Lanjut lagi ya, kita akan mundur sekitar abad ke 5 sebelum masehi atau sekitar 2525 tahun yang lalu, ada seorang ahli matematikawan Hindu India bernama Pingala yang menerbitkan sebuah konsep awal dari lahirnya sistem bilangan biner. 

Pingala menggunakan metode sistem bilangan biner dalam prosa dan puisi India untuk mengatur pola penekanan dalam bentuk sastra. Angka yang digunakan adalah angka 1 dan 2, dimana angka tersebut merepresentasikan simbol "L" (laghu) dan "G" (Guru). Dikutip dari berbagai sumber sekitar abad ke 7 sebelum masehi, seorang matematikawan dan ahli astronomi yang juga berasal dari India yaitu Brahmagupta mengembangkan sifat angka nol. 

Brahmagupta juga menerapkan angka nol dengan simbol 0 serta mengembangkan aturan operasi bilangan terhadap angka nol. Penemuannya ini kemudian ia tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul "Brahma Sphuta Siddhanta", dimana isi buku tersebut membahas tentang astronomi, geometri dan matematika yang ditulis dalam bahasa sansekerta.

Penyempurnaan Oleh Ilmuwan Muslim

Ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat ke berbagai penjuru dunia termasuk ke wilayah Timur Tengah. Khalifah kedua Dinasti Abbasiyah yaitu Khalifah Abu Ja'far al-Mansur sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan. Ia mendirikan perpustakaan dan pusat penelitian bagi para ilmuwan yang di kota Madinat al-Salam yang sekarang kita kenal dengan nama kota Baghdad dan disanalah cikal bakal berdirinya Bayt Al-Hikmah.

Disana, Al-Mansur memerintahkan buku-buku ilmu pengetahuan dan sastra yang berasal dari Yunani, Persia, China dan India untuk diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Salah satu buku yang diterjemahkan adalah buku "Shindid" yang pada saat itu dibawa oleh seorang ahli astronomi dari India bernama Kankah. 

Buku itu berisi tentang cara menghitung pergerakan bintang yang akurat. Pada tahun 786 hingga 809 Masehi, Khalifah kelima dari Dinasti Abbasiyah yaitu Khalifah Harun Ar-Rasyid mulai meresmikan berdirinya Bayt Al-Hikmah bersama dengan putranya yaitu Al-Ma'mun. Disanalah ilmu pengetahuan berkembang pesat dan bisa dikatakan pada saat itu merupakan masa keemasan ilmu pengetahuan dan sejarah Islam. 

Di Bayt Al-Hikmah banyak ilmuwan muslim belajar dan meneliti berbagai ilmu pengetahuan salah satunya Muhammad ibn Musa Al-Khwarizmi. Beliau adalah salah satu ilmuwan muslim ahli matematika, astronomi, geografi dan trigonometri. Al-Khwarizmi mulai menyempurnakan kitab atau buku-buku yang dibacanya salah satunya buku Shind al Hindi Kabir yang merupakan terjemahan bahasa Arab dari buku Shindid. Dalam penyempurnaannya, Al-Khwarizmi menerbitkan buku yang berjudul Al-Jami wa Al-Tafriq bi Hisab Al-Hind.

Buku itu menjelaskan metode penghitungan yang berasal dari angka nol Brahmagupta. Selain buku tersebut, Al-Khwarizmi juga menerbitkan judul buku "Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala" yang berarti kitab singkat perhitungan Aljabar dan Pengurangan. Buku ini merupakan cikal bakal ilmu pengembangan Aljabar modern dan juga memperkenalkan aturan sistematis untuk menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat. 

Selain itu, Al-Khwarizmi juga memperkenalkan simbol-simbol angka 0-9 yang berasal dari India yang pada saat ini kita gunakan. Pada saat itu orang-orang belum familiar dengan angka tersebut, dan kebanyakan orang hanya mengenal simbol angka Romawi dan angka Arab. Pada akhirnya, buku Al-Khwarizmi mulai disebar luaskan ke berbagai belahan dunia termasuk Eropa. Di Yunani, buku ini diterjemahkan dalam bahasa Yunani dan bernama "Algoritmi de Numero Indorum". 

Pengembangan Sistem Bilangan Biner Modern

Seiring dengan berjalannya waktu, para ilmuwan terus mengembangkan dan menentukan metode perhitungan matematika yang lebih sederhana. Dalam sistem digital yang sangat pesat ini, ada beberapa ilmuwan yang merevolusi sistem bilangan biner dan penerapannya pada mesin yang pada mulanya hanya untuk saling bertukar informasi jarak jauh dan memecahkan penghitungan matematika sederhana. Siapa saja mereka? Yuk mari bahas secara singkat. Cape bacanya? Tenang, siapkan camilan dan minuman dulu, baru lanjut baca lagi. Sudah? Yuk gaskeun. 

1. Gottfried Wilhelm Leibniz

Gottfried Wilhelm Leibniz adalah seorang filsuf dan seorang matematikawan dari Jerman yang mengembangkan dan mulai memperkenalkan sistem bilangan biner. Konsep ini sebenarnya sudah ada dalam tradisi Tiongkok kuno khususnya dalam I Ching. Leibniz menggunakan sistem biner sebagai alat untuk menemukan kebenaran matematis dan filosofis. Dari hasil pengembangannya, ia menerbitkan makalah berjudul "Explication de l'Arithmétique" pada tahun 1703. Sistem bilangan biner yang dikembangkan oleh Leibniz memperkenalkan dua simbol yaitu angka 0 dan 1 untuk merepresentasikan semua angka. 

2. George Boolean

Seiring berjalannya waktu, banyak ahli matematika mulai mengembangkan sistem bilangan biner dan aljabar, salah satunya oleh George Boolean. Ia adalah seorang ahli matematika, filsuf, dan ahli logika yang memperkenalkan konsep aljabar dengan sistem biner yang kemudian dikenal dengan konsep aljabar boolean. Konsep ini menyatukan matematika dan logika menggunakan persamaan untuk menjabarkan kemungkinan logis antara benar (true) dan salah (false), Ya atau Tidak. Konsep yang diperkenalkan oleh Boolean merupakan cikal bakal ilmu komputer dan cikal bakal dalam perancangan sirkuit digital. 

3. Claude Elwood Shannon

Claude Shannon merupakan seorang insinyur kelistrikan, ahli matematika dan kriptografi berkebangsaan Amerika. Ia lahir di Petoskey, Michigan dan disebut sebagai Bapak Teori Informasi. Julukan itu pantas diberikan padanya karena Shannon adalah orang pertama yang memperkenalkan istilah "binary digit (bit)" yang kini menjadi pondasi dasar unit informasi digital. Bit adalah unit terkecil dalam sistem komputasi digital, yang hanya dapat memiliki nilai 0 atau 1. 

Shannon yakin, suatu informasi dapat dikirim dan diterima oleh jarak yang sangat jauh sekalipun dengan cepat tanpa kabel kawat yang dialiri listrik. Dengan bit, suatu informasi (suara, gambar, teks dll) dapat dirubah kedalam kode yang terbuat dari angka 0 dan angka 1. Setiap informasi ini kemudian dikonversi menjadi deretan angka yang berisi angka 0 dan 1. Konsep ini kemudian ia tulis dalam makalah yang berjudul The Matemathical Theory of Communication pada tahun 1949, yang menjadi acuan sistem informasi modern sekarang. 

Tabel ASCII
sumber gambar © : kibrispdr.org

Penutup

Itulah sejarah awal mula sistem bilangan biner yang merevolusi sistem informasi digital, ilmu komputer dan merevolusi kehidupan manusia. Tulisan ini diambil dari berbagai sumber, jika ada kesalahan penulisan serta informasi yang disajikan, bisa langsung kirim komentar agar admin bisa langsung mengkoreksi kesalahan informasi yang ada. Nah, bagaimana, seru kan belajar sejarah dan teknologi? Kira-kira menurut kalian, hal apa lagi yang harus dibahas dalam blog ini? Tulis pendapat kalian dikolom komentar dan jangan lupa share artikel ini sebanyak-banyaknya. 




Posting Komentar